Terburu-buru? Dapatkan ringkasan secara detail.
Cartier Trinity telah menjadi salah satu kreasi perhiasan paling ikonis. Desainnya yang klasik dan elegan dalam perpaduan tiga jenis material berbeda menjadi alasan utama. Namun tahukah Anda bahwa seri perhiasan Cartier Trinity ternyata sudah eksis selama 100 tahun?
Selain karena desain, ada banyak momen penting yang menyertai perjalanannya selama satu abad ini. Seperti apa? Berikut rangkumannya.
Bermula dari....
Trinity merupakan hasil rancangan Louis Cartier, cucu Louis-Francois selaku pendiri jenama perhiasan legendaris ini. Desain awalnya berupa cincin tiga tumpuk dalam tiga material berbeda yakni platinum, emas merah muda, dan emas kuning.


Angka tiga memang memiliki makna tersendiri bagi Cartier. Seperti tiga bersaudara Cartier yakni Louis, Pierre, dan Jacques yang saat itu masih menjadi penerus bisnis dari keluarga mereka. Lalu tiga juga mewakili lokasi akan tiga butik historis jenama ini yakni Paris, London, dan New York.
Sementara itu nama Trinity sendiri datang dari julukan yang disematkan oleh majalah mode Vogue dalam artikelnya pada edisi tahun 1925.
Mengapa menjadi ikon?
Desain elegan Cartier Trinity telah menarik perhatian para selebriti ternama sejak era 1920-an hingga 1950-an, seperti Romy Schneider, Gary Cooper, dan Grace Kelly. Bukti lain bahwa Cartier Trinity tetap relevan sepanjang zaman adalah popularitasnya di kalangan selebriti generasi muda, termasuk Kylie Jenner, Paul Mescal, dan Jisoo BLACKPINK.


Tak hanya dalam dunia perhiasan, popularitas desain Trinity juga mendorong Cartier untuk mengaplikasikannya ke berbagai produk lainnya. Pada tahun 1973, Cartier bahkan meluncurkan lini khusus bernama Les Must de Cartier, yang menghadirkan beragam aksesori seperti pena, pemantik api, dan pajangan meja dengan desain yang terinspirasi dari Trinity.

Meski Trinity telah berstatus sebagai perhiasan ikonis, Cartier tetap berani bereksperimen dan menghadirkan inovasi. Pada tahun 1967, Cartier merilis gelang dengan tujuh bands, sementara pendekatan yang lebih berani terlihat pada koleksi tahun 2011, ketika Cartier meluncurkan cincin berbahan keramik hitam dan emas putih.
.jpg&w=3840&q=75)
Pada tahun 2022, Cartier menggandeng Chitose Abe, pendiri label Sacai, untuk merancang enam kreasi terbatas dengan sentuhan modern dan kontemporer.

Merayakan satu abad eksistensinya, pada tahun 2024, Cartier menghadirkan koleksi Trinity terbaru.

Marie-Laure Cérède, Director of Watchmaking and Jewellery Design Cartier, mengungkapkan bahwa pemilihan bentuk kotak ini berawal dari metode desain yang berbeda. Bahkan, penemuan ini terjadi secara tidak sengaja.
“Biasanya, kami memulai proses desain dengan sketsa. Namun kali ini, kami mencoba membentuknya langsung dari material. Tak disangka, bentuk baru pun muncul. Selanjutnya, kami harus menentukan proporsi idealnya. Dengan bantuan seorang pematung, kami mulai mengikis lapisan sedikit demi sedikit, setiap satu per sepuluh. Presisi adalah kunci dalam menciptakan cincin ini,"
Pada Akhirnya....
Keberanian Cartier dalam menghadirkan desain baru untuk Trinity membuktikan karakter inovatif dari koleksi ini. Sejak awal kemunculannya, Trinity bukan hanya diperuntukkan bagi mereka yang mengapresiasi kesederhanaan dalam kemewahan, tetapi juga bagi mereka yang berani bereksplorasi dalam gaya.
Tentu, butuh waktu bagi pelanggan untuk memahami dan menerima desain ini. Namun satu hal yang pasti, seunik apa pun kreasi yang dihadirkan, Cartier selalu menjunjung tinggi inovasi, kualitas, dan nilai prestisius yang tak lekang oleh zaman. Mungkin inilah yang membuat Trinity tetap bertahan selama 100 tahun—sebuah loyalitas dua arah antara Cartier dan para pelanggannya.