PituRooms, Hotel Tertipis di Lereng Gunung Merbabu

Dipublikasikan

23 Maret 2024

Penulis

Rahayu

Cerita/Jurnal

PituRooms, Hotel Tertipis di Lereng Gunung Merbabu

Ikuti pengalaman kami bermalam di PituRooms, hotel tertipis di kaki Gunung Merbabu, dengan desain unik dan sentuhan seni lokal.

icon-share

Terburu-buru? Dapatkan ringkasan secara detail.

Pernahkah Anda membayangkan menginap di hotel tertipis di Indonesia? Kami berkesempatan merasakan langsung pengalaman unik ini di PituRooms, hotel yang terletak di tengah Kota Salatiga, Jawa Tengah.

Dengan lebar tak lebih dari tiga meter, PituRooms dikenal sebagai hotel paling tipis di Indonesia, menghadirkan pengalaman menginap yang berbeda di Jalan Sukowati No. 33.

Eksterior terakota yang mencolok membuatnya menonjol di antara bangunan sekitarnya yang cenderung netral. Arsitektur uniknya semakin diperkuat oleh permainan tekstur dan warna, menciptakan pengalaman visual yang kaya. Setiap sudutnya menghadirkan narasi berbeda, membangkitkan kesan menyenangkan, unik, dan penuh adrenalin di tengah kesibukan.

Tak hanya menghadirkan desain yang menarik, PituRooms juga menyuguhkan panorama indah Kota Salatiga, dengan latar Gunung Merbabu, Ungaran, dan Telomoyo. Pengalaman menginap di sini benar-benar memberikan perspektif baru tentang akomodasi yang nyaman dalam ruang terbatas.

Ruang Terbatas, Pengalaman Tanpa Batas.

Ary Indra, arsitek sekaligus pemilik PituRooms, dikenal sebagai sosok yang berani mengambil risiko. Dengan jeli, ia melihat peluang dari bangunan terbengkalai seluas 2,8 meter di Salatiga.

PituRooms terdiri dari lima lantai dengan tujuh kamar yang tertata efisien. Jangan berharap menemukan lobi mewah di area depan—sebagai gantinya, tamu disambut oleh rimbunan tanaman hijau dan aroma kopi menggoda dari kedai Ngopo Ngopi.

Di area lobi hotel, aroma kopi berpadu dengan wangi rempah dari aromaterapi lokal, menciptakan suasana yang hangat dan menenangkan (dok. PituRooms)
Di area lobi hotel, aroma kopi berpadu dengan wangi rempah dari aromaterapi lokal, menciptakan suasana yang hangat dan menenangkan (dok. PituRooms)

Dengan ruang yang terbatas, resepsionis hotel ditempatkan di dekat lift tanpa meja konvensional. Sambil menunggu proses check-in, tamu dapat menikmati aromaterapi dengan wewangian khas rempah Nusantara dari Rumah Atsiri.

Salah satu daya tarik utama di area ini adalah lift vakum. Ya, selain menggunakan tangga, tamu dapat mencoba lift berteknologi vakum yang hanya muat untuk satu orang. Sensasinya unik—seperti memasuki kapsul waktu untuk menjelajahi ruang yang tak biasa.

Karakter Unik Setiap Kamar

Kami berkesempatan bermalam di kamar Pat atau Papat, yang berarti empat dalam Bahasa Indonesia. Saat pertama masuk, ruangannya terasa terbatas, tetapi kesan tersebut segera hilang berkat fasilitas yang dirancang dengan cermat.

Kamar Pat mengusung tema Red Army, dengan dominasi hijau gelap dan sentuhan merah yang menciptakan suasana hangat. PituRooms sukses mengoptimalkan ruang dengan furnitur praktis, seperti meja lipat, kursi tersembunyi, dan laci-laci yang menyatu dengan estetika kamar.

Interior ruangan Papat yang didominasi oleh warna merah (dok. PituRooms)
Interior ruangan Papat yang didominasi oleh warna merah (dok. PituRooms)
Tempat tidur di ruangan Papat dengan tempat tidur berukuran queen (dok. Pitu Rooms)
Tempat tidur di ruangan Papat dengan tempat tidur berukuran queen (dok. Pitu Rooms).jpg
Terdapat Berbagai Elemen Seni Di Berbagai Sudut Kamar—Serta Hotel (Dok. PituRooms)
Terdapat berbagai elemen seni di berbagai sudut kamar—serta hotel (dok. PituRooms)

Detail kecil seperti pengeras suara, TV, vas, lukisan mini, dan majalah di dekat kasur, menggoda pengunjung untuk mengabadikan setiap sudut kamar Pat.

Karya Lokal dalam Sentuhan Eksklusif

Pemilik PituRooms ingin pengunjung merasakan pengalaman berbeda saat berkunjung ke Salatiga, sekaligus mengenal lebih dalam kekayaan kultur dan kulinernya.

Maka dari itu, PituRooms berkolaborasi dengan UMKM dan pebisnis lokal dalam menyajikan sarapan, kopi, jajanan, hingga komplementari di kamar. Anda bisa mencicipi ting ting gepuk khas Salatiga atau Nasi Liwet sambil menikmati karya seniman lokal.

Bicara soal seni, setiap sudut PituRooms dihiasi kreasi seniman Tanah Air seperti Eko Nugroho, Eldwin Pradipta, dan Condro Priyoaji. Sajak-sajak yang tersebar di tangga, kamar mandi, pintu, hingga lantai pun menambah romantisasi pengalaman menginap.

Secara keseluruhan, PituRooms menghadirkan pengalaman menginap yang penuh kesan. Tiap sudutnya bukan hanya memanjakan mata, tetapi juga membangkitkan rasa dan emosi. Harga yang ditawarkan pun sebanding dengan pengalaman unik yang didapat.

Sedikit tip, jika berencana menginap di PituRooms, bawalah barang secukupnya. Tas punggung lebih praktis ketimbang koper untuk menjelajahi ruangnya yang praktis.