Dipublikasikan

04 Desember 2024

Penulis

Fotografi

PERSONA/SUDUT PANDANG

Edisi 01

Qarrar Firhand: Jenius Balap Gokar Berusia Belia

Pegokar muda Qarrar Firhand berbagi persepsi tentang menorehkan prestasi di usia praremaja dan tekadnya untuk memasuki ajang Formula Satu.

icon

Terburu-buru? Dapatkan ringkasan secara detail.

Menghabiskan akhir pekan di arena gokar menjadi rekreasi menyenangkan untuk menguji adrenalin. Perbedaannya, kebanyakan orang bukanlah Qarrar Firhand Ali. Bila Anda menyambangi arena gokar untuk hiburan semata, Qarrar melakukannya untuk menorehkan prestasi.

Qarrar melaju jauh lebih cepat dari kebanyakan praremaja lainnya. Bukan lagi seorang atlet potensial, Qarrar telah menjadi pembalap profesional, bahkan telah berhasil menyabet sejumlah penghargaan tingkat nasional dan internasional di usia 13 tahun saja.

Bukan kebetulan, Qarrar memang tumbuh besar dengan dunia otomotif sejak dini. "Ketika berusia lima tahun, saya dan ayah sering menonton kompetisi Formula Satu bersama. Dari situ, ketertarikan saya terhadap dunia balap mobil mulai muncul," ujarnya.

Saat mengungkapkan keinginannya untuk menjadi pembalap profesional di usia 7 tahun, sang ayah menyarankan untuk mengawali karier di gokar terlebih dahulu. Setelah memperoleh persetujuan dan dukungan dari sang ayah, Qarrar mulai latihan secara konsisten untuk mempertajam keahliannya, bahkan saat liburan sekalipun.

Seiring frekuensi latihan yang semakin rutin, Qarrar juga kian meningkatkan kendaraannya. Diawali dengan gokar sewaan berspesifikasi standar, kini Qarrar mengendarai gokar bertransmisi otomatis.

Main Picture

Semangat Qarrar semakin terpompa karena tonggak karier segenap pembalap termasyhur bermula dari arena karting. Termasuk di antaranya adalah Michael Schumacher, Max Verstappen, dan idola Qarrar: Lewis Hamilton.

"Saya mengagumi perjalanan Lewis yang bermula sederhana sampai ke titik tertinggi dengan menjadi salah satu pembalap terbaik di dunia," ungkap anak laki-laki yang nyatanya berbagi tanggal lahir sama dengan sang idola pada 7 Januari.

Mencuri start di usia muda memiliki keuntungan kompetitif tersendiri, seperti pemahaman strategi, pengalaman ekstensif, dan wawasan mendalam. Seluruhnya belum tentu dimiliki oleh pembalap lain yang meminjam terminologi otomotif baru menginjak gas di kemudian hari.

Hal ini terealisasi oleh berbagai penghargaan yang telah diraih oleh Qarrar, seperti menjadi juara 1 di kategori kelas Cadet dan Mini pada kejuaraan Asian Karting Open Championship 2020, posisi ketiga di Eshark ROK Cup 2021, dan posisi ketiga di ROK Superfinal 2023.

Pada kejuaraan ROK Superfinal 2023, Qarrar berhasil mengungguli lawan-lawan lainnya dan naik 10 posisi dari urutan ke-13 hingga berhasil finis pada urutan ketiga. Lebih menakjubkan lagi, pencapaian tersebut terjadi saat mesin gokar Qarrar sedang tidak dalam kondisi prima.

Bersama Alex Sun
Qarrar Firhand Ali bersama Alex Sun asal Tiongkok yang merupakan rekan satu timnya di Parolin Motorsport (dok. QF Management)

Pencapaian tersebut sontak menjadi salah satu momen berkompetisi paling membanggakan bagi pemuda yang kini menetap di Italia tersebut. "Saya berupaya mempertahankan ketenangan agar dapat memberikan performa terbaik," ungkap Qarrar saat ditanya mengenai cara menavigasi tantangan teknis dengan lihai.

"Sebelum memulai pertandingan, pikiran saya selalu berfokus pada apa yang terjadi bila berhasil mencapai finis," lanjutnya. Ritual pemanasan lain pembalap ini adalah mendengarkan musik sebelum balapan dan bernapas tenang tanpa memikirkan apapun.

Setelahnya ia akan merancang strategi agar bisa melaju cepat dan memenangkan pertandingan. Bukan sekadar siasat, strategi yang dirancang dengan menerapkan ilmu olahraga berbasis sains untuk mengoptimalkan performanya. Hal ini termasuk pelatihan yang dipersonali- sasi sesuai kebutuhannya sebagai atlet. Menjadi pemenang dalam balap- an tak melulu tentang energi, namun juga strategi.

Bagi Qarrar, menemukan keseimbangan antara adrenalin dan kecerdasan adalah pertanda bahwa kemenangan tengah menanti. Terdapat banyak sekali pemicu adrenalin di arena kompetisi dan kecepatan adalah salah satunya. Begitupun kecepatan di dunia balap reli atau gokar yang menstimulasi adrenalin Qarrar.

"Menariknya saat mengenakan helm dan berkendara di dalam gokar, ruang pikiran saya justru berada di tingkat paling tenang,” ujarnya. Setelah menggeluti balap gokar selama tujuh tahun, rasa bosan tak pernah sekalipun terlintas dalam benaknya. “Tiada yang menandingi sensasi kecepatan saat bertanding di lintasan balap," ujarnya.

Kontribusi besar Qarrar sebagai representasi pemuda bertalenta Indonesia adalah sesuatu yang sudah sepatutnya mendapatkan pengakuan. Bukan hanya dari dunia balap gokar, namun juga industri gaya hidup lainnya. Salah satunya adalah peritel horologi INTime yang menganugerahi Qarrar sebuah jam tangan TAG Heuer Formula 1 Quartz Chronograph.

WSK Karting Euro Series
Aksi Qarrar Firhand Ali dalam kompetisi WSK Karting Euro Series pada April lalu (dok. QF Management)

Bukan pemberian semata, jam ini turut mengilustrasikan asa Qarrar dan relasi TAG Heuer dengan dunia balap mobil profesional. Jam bermaterialkan baja ini hadir dalam diameter 43 mm, sunray dial merah dengan finis brushed, dan tiga lingkar penghitung.

"Saya memiliki apresiasi tinggi terhadap jam tangan, terutama yang berfitur chronograph. Hal favorit saya tentang jam ini adalah warna merah yang merupakan kesukaan saya sejak dulu."

Meski telah meraih sejumlah prestasi yang luar biasa di usia muda, Qarrar tetap berlatih dengan gigih untuk menjadi lebih baik dan mencapai potensi puncaknya.

Sebagai seorang pembalap yang penuh ambisi, ia meyakini bahwa setiap putaran, tikungan, dan keputusan yang diambil di lintasan gokar semakin mendekatkan pada impiannya untuk berlaga di ajang Formula Satu.

advertisement