Dipublikasikan

04 Desember 2024

Penulis

Arinta Wirasto

Fotografi

Dok. Tulola Designs

KARYA/FOKUS

Edisi 01

Tulola: Terjemahkan Seni Tari Lewat Tradisi

Melalui koleksi The Dancer, Tulola menginterpretasikan seni tari yang telah menjadi bagian integral dari perpaduan budaya di Indonesia

icon

Terburu-buru? Dapatkan ringkasan secara detail.

Di tengah gempuran desain minimalis yang mendominasi lanskap kreatif di Indonesia, terdapat satu jenama yang setia berjejak pada warisan leluhur: Tulola. Sejak konsepsinya di tahun 2007, Tulola konsisten memberi sumbangsih terbaik kepada budaya Nusantara lewat perhiasan yang tak lekang oleh waktu.

Setiap koleksi Tulola bagaikan puisi visual yang bercerita tentang sejarah, keindahan alam, dan tradisi Indonesia. Bukan sekadar pemanis tampilan, perhiasan Tulola diciptakan dengan detail filosofis. Segelintir di antaranya adalah motif dan elemen khas Indonesia, seperti ukiran flora dan fauna. Dalam setiap potongannya, terkandung narasi tradisional yang diinterpretasikan melalui desain kontemporer.

Kali ini, Tulola memilih untuk menginterpretasikan seni budaya tari yang telah menjadi bagian integral dari pencampuran kebudayaan di Indonesia. Tari adalah wujud ekspresi diri, spiritual, ungkapan sukacita, hingga refleksi sosial. Manifestasinya terlihat pada rangkaian penawaran dalam koleksi The Dancer.

Terdapat lima tarian tradisional dari berbagai daerah yang diangkat Tulola sebagai tema besar koleksi ini. Ialah Tari Pajoge dari Sulawesi Selatan, Tari Saman dari Banda Aceh, Tari Serimpi dari Jawa Tengah, Tari Janger dari Bali, dan Tari Ta’e Benu dari Nusa Tenggara Timur. Izinkan kami mengundang Anda untuk menyelami keindahan setiap tarian yang diangkat dan jelmaannya sebagai rangkaian kreasi sarat makna.

MEMAKNAI GERAKAN

Motif Janger yang diusung adalah representasi tarian asal Bali bernama serupa. Melalui kreasi Janger, Tulola menyoroti peran perempuan bersahaja yang berpengaruh pada segala aspek kehidupan. Sebagaimana tarian tradisional menggambarkan kelihaian perempuan dalam menguasai panggung, filosofi tersebut dikomunikasikan Tulola lewat ukiran bak mahkota yang diadaptasi dari atribut para penari.

Seluruh penawaran dalam lini Serimpi mencerminkan koreografi dari tarian tersebut sekaligus melambangkan keseimbangan antara seni dan spiritualitas. Acapkali, tarian ini diasosiasikan dengan suasana mistis nan sakral. Pergolakan tersebut lantas diinterpretasikan lewat sematan mutiara pada beberapa kreasi Serimpi.

Sirkam Janger bermaterialkan perak sterling berlapiskan emas kuning 18 karat
Sirkam Janger bermaterialkan perak sterling berlapiskan emas kuning 18 karat
Anting Serimpi yang dikreasikan dengan sematan mutiara
Anting Serimpi yang dikreasikan dengan sematan mutiara

Adaptasi selanjutnya adalah tarian Saman yang mengilustrasikan sisi feminin sekaligus maskulin sebagai simbol kekuatan. Hal lain yang patut disoroti adalah para wanita Aceh yang menciptakan tarian ini. Mereka begitu dikenal karena telah memerdekakan hak perempuan. Motif geometri yang diusung pada The Dancer adalah gambaran dari suara lantang para penari dalam tarian Saman.

Pajoge menjadi ilustrasi terhadap pikiran progresif suku Bugis mengenai konsep gender. Sejak dulu, mereka meyakini bahwa eksistensi spektrum gender terbagi menjadi lima jenis kelamin. Kepercayaan itu lalu diterjemahkan dalam tarian Pajoge yang menjadi warisan budaya secara turun-temurun. Dalam The Dancer, kreasi-kreasi dalam lini Pajoge digambarkan sebagai kebebasan berekspresi lintas gender dengan ukiran bak kipas.

Selanjutnya adalah tarian Ta’e Benu yang menjadikan tarian mereka sebagai persembahan terhadap alam. Semua kreasi Ta’e Benu dalam The Dancer pun diciptakan sebagai perwujudan dari ritme tarian dan lanskap tempat tarian tersebut dipertunjukkan. Seluruh perhiasan dalam koleksi The Dancer mengusung material perak murni 92,5% berlapiskan emas 18 karat yang dikombinasikan dengan sejumlah elemen lain, seperti mutiara, batu bulan, batu kecubung merah muda, mother-of-pearl, kuarsa kuning dan merah muda, serta kinyang kuning.

KETERLIBATAN HOLISTIK

Komitmen Tulola dalam melestarikan warisan budaya juga tercermin lewat kolaborasi dengan berbagai pelaku kreatif yang menyemarakkan gaya hidup Indonesia. Mulai dari seniman, selebritas, hingga perajin lokal dari berbagai pelosok. Melalui pendekatan ini, Tulola tidak hanya memberikan panggung bagi kearifan lokal, tetapi juga mendukung ekonomi kreatif berbasis komunitas.

Begitu pula dengan konsepsi The Dancer yang tak dapat dipisahkan dari keterlibatan pihak-pihak yang berandil menghembuskan napas pada tarian-tarian tradisional dalam koleksi The Dancer. Mereka adalah Happy Salma selaku Konseptor Kreatif Tulola, Sri Luce-Rusna yang menjabat sebagai Desainer Kreatif Tulola, serta desainer mode Auguste Soesastro.

Untuk merayakan perilisan koleksi The Dancer sekaligus kesadaran seputar seni tari Indonesia, Tulola menyelenggarakan sebuah pameran bernama Kawan Nusantara. Ekshibisi imersif tersebut menghadirkan instalasi sekaligus manekin berbusana karya Auguste Soesastro. Pameran ini dibuka oleh pertunjukan seni tari yang dikoreografikan oleh Josh Marcy, seorang seniman yang berbasis di Jakarta.

Penonton diajak untuk menyelami bagaimana tarian bukan sekadar hiburan, melainkan alat untuk menggali makna mendalam dari identitas kolektif. Dengan memadukan tarian, mode, dan kriya, Tulola bersama para kolaboratornya menunjukkan bagaimana tradisi dapat dihidupkan kembali tanpa kehilangan esensi aslinya.

Instalasi Serimpi yang menampilkan karya desainer Aguste Soesastro menyoroti keseimbangan dan simetri, menggambarkan peran wanita Jawa sebagai sosok ibu.
Instalasi Serimpi yang menampilkan karya desainer Aguste Soesastro menyoroti keseimbangan dan simetri, menggambarkan peran wanita Jawa sebagai sosok ibu.
Penampilan lima penari yang membuka ekshibisi Kawan Nusantara 2024 dan memperkenalkan koleksi The Dancer.
Penampilan lima penari yang membuka ekshibisi Kawan Nusantara 2024 dan memperkenalkan koleksi The Dancer.

WAJIB BELI JIKA ANDA

Ialah seseorang yang gemar memadukan unsur Indonesia pada gaya berpakaian sehari-hari.

PERTIMBANGKAN DULU JIKA ANDA

Tidak terlalu menggemari desain etnik dan lebih mengapresiasi perhiasan bersinar cemerlang layaknya berlian atau batu permata.

advertisement